Senin, 08 Desember 2014

kimia untuk kehidupan



PEMANFAATAN ASAM JAWA DAN BELIMBING WULUH MENJADI ENERGI LISTRIK ALTERNAIF

Salah satu permasalahan masyarakat di Indonesia adalah kurangnya kebutuhan energi listrik. Energi adalah suatu hal yang tak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari.
            Dari hari ke hari kebutuhan akan energi semakin meningkat, peningkatan ini dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu, gaya hidup, kepuasan manusia yang tak ada hentinya, semakin majunya peradaban manusia dan lain-lain. Energi berdasarkan sumbernya dibedakan atas 2 yaitu energi yang terbarukan dan yang tidak terbarukan. Energi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah energi yang tidak terbarukan. Dengan demikian energi tersebut semakin lama akan semakin berkurang. Contoh dari energi yang tak terbarukan adalah minyak bumi yang berasal dari fosil-fosil yang telah berjuta-juta tahun berada di dalam perut bumi.
            Melihat hal tersebut, maka dibutuhkan suatu energi yang terbarukan sehingga dapat mengurangi penggunaan energi yang tak terbarukan seperti minyak bumi. Melihat potensi dari belimbing wuluh yang tumbuh subur di Indonesia maka penulis ingin memaparkan penggunaan dari belimbing wuluh sebagai medai sumber energi alternatif Belimbing Wuluh dan Asam Jawa.
Belimbing wuluh yang dalam bahasa latin dikenal dengan nama avverhoa bilimbi adalah tanaman asli Amerika yang tumbuh subur di daerah yang banyak mendapat sinar matahari, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m dpi. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab. Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda.
Sementara Asam jawa (Tamarindus indica, Linn) merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan rasa khas asam. Di dalam buah polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga terdapat biji berjumlah 2 - 5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman (http://asamjawadanciri-cirinya).
Maka daripada itu, peneliti mencoba mengolah dan memanfaatkan blimbing wuluh dan asam jawa menjadi sumber energi listrik alternatif.
 Keuntungan dari energi listrik alternatif ini adalah bahan-bahan yang dibutuhkan sangatlah mudah didapat. Energi alternatif ini juga ramah lingkungan dan sangat mengutungkan sebab peneliti tidak perlu membutuhkan banyak dana untuk memproduksinya, dan bahan untuk membuatnya pun mudah dicari. Selain itu kebutuhan masyarakat Indonesia akan energi listrik cukup besar. Jadi peneliti berusaha untuk memberikan inovasi terhadap dunia penerangan. Dengan menciptakan atau membuat energi listrik alternatif ini, peneliti berharap dapat membantu masyarakat untuk mengurangi pengeluaran akibat mahalnya harga listrik.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : belimbing wuluh, asam jawa, tembaga, seng, gelas aqua, kabel, saringan, blender.
Cara kerjanya sebagai berikut :
a)    Mencari belimbing wuluh, asam jawa, tembaga, seng, kabel, gelas aqua, blender, saringan di sekitar tempat tinggal peneliti.
b)    Memotong belimbing wuluh menjadi tiga bagian.
c)     Memisahkan asam jawa dari bijinya.
d)    Memblender belimbing wuluh dan asam jawa hingga halus.
e)     Menyaring air belimbing wuluh dan asam jawa.
f)     Mencampur air hasil saringan dengan tanah.
g)    Membuat rangkaian elektroda dengan menyambungkan antara lempeng tembaga dan lempeng seng menggunakan kabel (kira-kira dengan kabel masing-masing 15cm).
h)    Membuat rangkaian elektroda dengan menyambungkan antara lempeng tembaga dan lempeng seng menggunakan kabel (kira-kira dengan kabel masing-masing 15cm).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar