“Putri
Kumbang”
Pada zaman
dahulu hiduplah seorang Ratu yang bernama Ratu Sanggalangit, ia seorang ratu
yang memimpin kerajaan terbesar di daerah Kembang Jambu bernama kerajaan Sokai.
Awalnya kerajaan ini di pimpin oleh seorang Raja yang sangat bijaksana, tapi
karena ia meninggal dunia kerajaan ini di serahkan kepada sang istri, sebab ia
hanya memiliki satu anak perempuan.
Satu-satu
nya anak dari pasangan Raja dan Ratu ini memiliki sifat yang tidak baik. Ia
sering berfoya-foya bahkan ia tak peduli bahwa ia adalah anak seorang putri
kerajaan. Ia bernama putri Kumbang.
Putri
Kumbang amat cantik nan menawan, sayang sifat nya masih kekanan-kanakan. Maka
tak ada satupun pria yang mau meminangnya.
Suatu hari
sang Ratu sedang melamun, tiba-tiba sang putri muncul dari balik pintu.
Putri : “ibu.. apa yang sedang engkau lakukan?
Bukan kah ini waktu ibu untuk menuju singgasana ? Mengapa engkau melamun? Apa
yang sedang engkau fikirkan?”
Ratu : (sambil tersenyum) “aku teringat dengan
ayah mu”
Putri : “ibu..apakah engkau sedang bersedih? Ayah
sudah tiada? Mengapa engkau mengingat-ingat nya lagi? Yang lalu biarlah
berlalu”
Ratu : “bukan begitu, anak ku? Engkau tidak
mengerti apa yang ibu rasakan”
Putri : “sudahlah ibu, jangan terlalu sedih.
Jangan membuang buang waktu untuk melamunkan hal yang tidak perlu”
Ratu : “hal yang tidak perlu? Apa maksud mu?”
Putri : “akhir-akhir ini kulihat ibu melamun
terus-terusan, bukankah itu membuang-buang waktu?”
Ratu : “wahai anak ku, aku tidak membuang-buang
waktu. Aku hanya sedang berfikir. Jika aku mati nanti akan ku serahkan pada
siapa kerajaan ini nantinya.”
Putri : “jangan berkata seperti itu wahai ibu.
Mengapa engkau memikirkan hal itu? Lebih baik sekarang ibu ikut dengan ku.”
Ratu : “ikut kemana? Mengapa engkau selalu
bermain-main di luar sana? Engkau sudah dewasa anakku. Sudah saat nya kau
belajar mewarisi segala sifat ibu dan ayah mu untuk memimpin kerajaan ini nanti
nya. Ini demi masa depanmu.”
Putri : (Sang putri hanya tersenyum)“itu masih
lama ibu, sekarang ayo ikut aku jalan-jalan. Kita menghabiskan waktu untuk
senang-senang. Jangan terlalu difikirkan, itu masalah yang amat rumit. Aku
sangat tidak menyukai masalah itu.”
Ratu : “wahai anakku, mengapa engkau selalu
mengalihkan pembicaraan ibu mu ini, apakah engkau hanya bisa memikirkan
kesenangan mu saja, apakah engkau tidak memikirkan masa depan mu, apakah engkau
tidak pernah berfikir sejauh itu?”
Sang Ratu mulai sedikit emosi dengan kelakuan anak semata
wayang nya.
Putri : “sudahlah ibu, aku pusing dengan semua
ini. Aku ingin bebas. Jika kau tak mau bersenang-senang dengan ku, ya sudah.
Aku pergi saja sendiri. Hidup cuma satu kali, mengapa dibikin susah. Sekarang
aku pamit, aku tak ingin bertengkar lagi dengan mu, aku juga tak ingin engkau
melarang ku bersenang-senang di luar sana. Oke J”
Ratu : “wahai anak ku, mengapa engkau tak mau
menuruti kata-kata ibumu ini? Apakah engkau sudah tak mau mengakui ku sebagai
ibumu, kau adalah anakku, seharus nya kau menuruti kata-kata ku.”
Putri : “bukan aku tak mau menuruti kata-kata mu
ibu, aku hanya ingin pergi sebentar, mencari kesenangan. Sudahlah aku pamit,
aku ingin pergi ke hutan. Mencari kesejukan disana.”
Ratu : (sedikit bingung, dan
terkejut)”hutan…???? Hutan mana?”
Putri : “hutan di seberang danau”(dengan malas
menjawab)
Ratu : (terperangah) apa…? Kau akan pergi
kesana?itu hutan terlarang! Apa yang kamu lakukan disana? Disana berbahaya? Apa
kamu sering pergi kesana? Dengan siapa? Aku tak mengijinkan mu pergi kesana.”
Putri : “kenapa ibu selalu melarang ku?? Aku
hanya ingin mencari kesejukan, salah?? Apa itu salah? Sudahlah bu, aku tak
percaya kata-kata ibu”
Ratu : “aku tak ingin
engkau kenapa-kenapa wahai anakku, jangan kau menganggap remeh omongan ibumu
ini, disana berbahaya, jika kau tetap pergi kesana, kau akan celaka nantinya”
Putri : “aku capek
ngomong sama ibu, ini dilarang itu dilarang. Pokok nya kau mau pergi, sampai
jumpa”
Dengan keras hati sang putri ngotot untuk pergi ke hutan
terlarang. Padahal hutan tersebut sangat berbahaya, mitos nya hutan tersebut di
huni oleh penyihir yang amat jahat. Tak
jarang orang yang masuk dalam hutan tersebut tidak dapat kembali, bahkan hilang
dan lenyap.
Sang putri tetap nekat, meskipun di larang oleh sang ibu.
Sesampainya di pinggir hutan, ia melihat seekor kucing yang amat mungil, ia
mengejarnya.
Putri : “hah…kucing???
Manis sekali?? Ihhhh… loh kok hilang,” (berbicara sendiri sambil mencari-cari
kucing)
Sang putri terus mengejar kucing yang amat manis nan lucu
tadi, hingga tak terasa ia masuk ke dalam hutan yang amat lebat dan berbahaya.
Semakin dalam dan semakin dalam hingga ia tersesat. Suasana kian mencekam.
Surara-suara aneh mulai berbunyi. “krusak..krusuk..krusak…krusuk…” dan
tiba-tiba…
Darrrrrr
Putri : “siapa kau??”
Seorang nenek datang
secara tiba-tiba.
Nenek 1 : “uhuk..uhuk…
sedang apa putri cantik sendirian di hutan yang seram ini?”
Putri : “aku mencari
kucing manis yang berlarian di daerah sini? Siapa kau?”
Nenek 1 : “ohh kucing
manis itu?? Yang berwarna coklat kemerahan itu kan? Itu milikku putri cantik”
Putri : “ha?? Milikkmu? J perkenalkan aku putri Kumbang
dari kerajaan Sokai? Wahai nenek, siapa kau gerangan? Aku menyukai kucing mu,
bolehkah aku meminta nya??”
Nenek 1 : “namaku Suhita,
anggap saja aku nenek mu nak, aku tinggal di hutan ini. Jika kau meminta nya,
baikklah akan ku berikan, asalkan kau mau menolongku..”
Putri :
(tersenyum)”emm…baiklah nek dengan senang hati, apa yang bisa aku bantu?”
Nenek 1 : “maukah kau menolongku
untuk menemaniku semalam saja menginap
di rumah ku?”
Putri : “menginap??”
(berpikir sejenak) “sebenarnya aku mau saja tapi aku takut dimarahi ibuku.”
Nenek 1 :”ayolah nak
,semalam saja.Besok pagi-pagi sekali nenk antarkan engkau pulang,pasti engkau
tidak tahu kan jalan pulang??”
Putri : “berpikir
sejenak)”emm ,iya juga ya.Baiklah,aku akan ikut denganmu nek.”
Tanpa pikir panjang putri segera ikut dengan nenek yang
entah berasal dari mana. Rupanya putri tidak tau bahaya yang akan mengancamnya.
Sesampainya dirumah sang nenek, putri terkejut. Ternyata
apa yang dipikirkan nya salah, awalnya putri mengira bahwa nenek tua ini
miskin, rumah nya dari kayu dan tampak reyot. Namun apa yang dilihatnya kini
bertolak belakang dengan apa yang difikirkannya. Rumah sang nenek tampak megah,
tapi sayang berada di tengah hutan belantara yang lebat. Meskipun sedikit
menyeramkan, akhirnya sang putri memasuki rumah tersebut.
Putri : “ini benar-benar
rumah nenek?”
Nenek 1 : “ada apa nak?
Apa kau tidak percaya dengan rumah nenek.
Putri : “emm ,i i iya
percaya nek.
Tiba-tiba datanglah seorang nenek-nenek yang menghampiri
mereka berdua.
Nenek 2 :”wah ,siapa nona
yang cantik ini yang berkenan datang ke gubuk tua milik kita??”.
Nenek 1 : “ini
tamuku.jadi lebih baik engkau kedapur saja dan siapkan makanan untuk menjamu
tamuku.”
Nenek 2 :” Tamumu juga
tamuku,jadi aku juga boleh menemaninya.Bukankah ini rumah kita berdua??jadi aku
juga berhak.”
Putri :”(bingung)sudah
,sudah nek.Jangan bertengkar,aku senang bila ada 2 nenek yang menemaniku.”
Nenek 2 :”iya nona
cantik.Lihat nona ini saja tidak keberatan,kenapa engkau malah keberatan??
Nenek 1 :”Baiklah,kalau
bukan karena permintaan tuan putri ini,aku tidak akan sudimembiarkanmu tetap
berada disini.”
Nenek 2 :”ayo nak ,aku
antarkan engkau ke kamarmu untuk beristirahat.”
Putri :”iya terimakasih
banyak nek.”
Akhirnya Nenek 2 mengantarkan sang putri ke kamarnya dan
meninggalkan nenek 1 sendirian.Setelah mengantarkan sang putri kekamarnya,kedua
nenek tersebut berdiskusi tentang sesuatu
Nenek 1 :”Dia milikku.Aku
yang membawanya kemari jadi kau tak berhak memilikinya.”
Nenek 2
:”hahahahahah..kau fikir aku akan diam saja,dan membiarkan engkau
memilikinya.Tak semudah itu,aku juga ingin memilikinya.Jadi langkahi dulu
manyatku sebelum engkau memilikinya.’
Nenek 1 :”Baiklah.Bila
itu maumu.lo jual gua beli.”
Keesokan paginya…
Putri :”nek ,ini sudah
pagi.antarkan aku pulang.kemarin engkau bilang akan mengantarkanku pulang.”
Nenek 1 :”iya nak,tapi
duduklah dulu.kita makan dulu ,setelah makan baru nanti nenek antarkan kamu
pulang,nenek janji.”
Nenek 2 :”iya,nenk juga
setuju.lebih baik engkau makan dulu biar nanti kondisi bandanmu tidak
lemah,nenk tidak mau sampai engkau sakit.”
Putri : “Baiklah
nek.(duduk)
Akhirnya mereka bertiga pun makan.Namun setelah makan
,sang putri merasakan sesuatu yang aneh.
Putri :”(memegangi
kepala)aduh kepalaku,kepalaku pusing.”
Nenek 1 :”kenapa
nak???kepalamu pusing ,tidurlah nak ,mungkin engkau masih kecapean .”
Putri :”bukan..tidak..
rasanya aneh, seperti ada sesuatu, aku pusing ingin tidur”
Sang putri
mulai meracau yang tidak-tidak. Dan dalam hitungan detik, ia mulai tidur
terkulai lemas.
Ternyata
kedua nenek yang bernama Suhita dan Sahita yang memang kembar itu telah
memasukkan racun kedalam makanan sang putri. Mereka berdua merencanakan itu
sejak lama.
Usut punya
usut, Suhita dan Sahita adalah penyihir kembar yang sakti, mereka memiliki
sifat yang sangat jahat dan amat keji. Mereka sudah lama sekali mengincar putri
Kumbang, dan sekaranglah hal itu terwujud.
Putri
kumbang dijadikan tumbal kepada dewi Sancai, dewi kecantikan. Agar suhita dan
Sahita kembali muda. Putri Kumbang menjadi korban keegoisan kedua nenek sihir
yang jahat ini.
Sementara
ratu Sanggalangit mulai gelisah. Merasa tidak enak, sebagai seorang ibu
pastilah punya ikatan batin antara anak dan ibu. Semakin lama perasaan ratu
semakin nampak jelas, anaknya sedang dalam bahaya. Hingga malam larut anaknya
tak kunjung pulang. Para penghuni kerajaan mulai heboh.
Ratu mulai
mengutus para pengawal untuk mencari di tepi hutan. Tapi, juga melarang mereka
untuk masuk terlalu dalam. Hingga keesokan paginya sang rtu dikejutkan dengan
kabar bahwa ada seseorang yang melihat putri Kumbang sedang berada di tepi
hutan terlarang. Ada juga yang mengatakan bahwa putri kumbang memasuki hutan
itu. Bahkan yang lebih mengejutkan putri Kumbang tersesat dihutan, lalu
dihadang oleh nenek sihir kembar yang ingin menjadikan ia sebagai tumbal
kecantikan awet muda.
Sang ratu
hanya bisa menangis, meratapi nasib anaknya yang hingga kini belum
pulang.hingga akhirnya ratu memutuskan untuk membuat sayembara, untuk pencarian
putri semata wayangnya. Hadiah nya juga tidak tanggung-tanggung. Apabila yang
menemukan adalah seorang pemuda laki-laki maka akan dijadikan suami putri
Kumbang. Apa bila perempuan maka akan tinggal di kerajaan dan segala hidupnya akan
ditanggung.
Dua pemuda
kampung yang kehebatannya tidak bisa diremehken mndengar kabar itu. Bernama
Bindang dan Subandriyo.
subandriyo : “heh.. apa
kamu mendengar hebohnya kerajaan karena hilangnya putri Kumbang?”
bindang: “aku belum
mendengarnya sama sekali. Memangnya hilang dimana?”
subandriyo: “kabar yang
aku dengar, katanya ia hilang dihutan terlarang.”
bindang: “apa??hutan
terlarang? Bukankah itu hutan yang menyeramkan yang dihuni nenek sihir kembar
yang hebat?”
subandriyo : “yang lebih
parah, tidak ada satupun yang mau menolong si putri kumbang”
bandang : “masa sih???
Hmmm apa mereka takut? Wah cemen sekali mereka”
subandriyo : “jangan
remehkan mereka, mereka kuat sekali. Tapi ratu sanggalangit mengadakan
sayembara untuk mencari putri kumbang?”
bandang : “wah kesempatan
ini jangan dilewatkan, ayo kita ikut”
subandriyo : “kau mau
ikut? Apa kau tidak takut? Jika kita dikutuk bagaimana?”
bandang : “hahahahaha..
kita itu laki-laki.. masa dengan dua nenek tua kita kalah? Ayo dong..”
subandriyo : “emmm ya
sudah lah.. aku nurut saja dengan mu. Tapi aku tidak ikut-ikut, aku hanya
membantu mu saja.”
Bindang : “sungguh? Emm
kamu tidak main-mainkan? Memang apa hadiah yang akan kita dapat jika kita
menemukan putri kumbang nanti?”
Subandriyo : “hadiahnya,
apabila laki-laki akan dijadikan suami sang putri.”
Bindang : “wahh
kesempatan emas ini jangan kita lewatkan. Tapi mengapa kau hanya membantuku,
mengapa kau tak ikut saja sayembara. Dan kita akan bersaing.”
Subandriyo : “tidak. Aku
tidak ingin merebutkan wanita dengan sahabatku. Kita bisa hancur nanti”
Akhirnya kedua pemuda ini sepakat untuk mencari sang
putri. Tapi sepertinya ada niat terselubung yang tidak baik. Kedua pemuda ini
bersiap-siap untuk mencari sang putri keesokan harinya. Sebelumnya subandriyo
dan bindang meminta izin kepada sang ratu untuk mencari sang putri. Dengan
senang hati sang Ratu sangat menyetujui hal ini.
Keesokan harinya Bindang bersiap-siap berangkat mencari
sang putri. Segala persiapan sudah ia lakukan dengan matang seperti bekal, dan
tenaga yang cukup kuat. Ia pun menemui sahabat nya Subandriyo. Tapi anehnya
Subandriyo belum bersiap-siap sama sekali.
Bindang : “Hei.. bandry..
mengapa engkau belum siap? Kita harus segera berangkat”
Subandryo : “sebelumnya
aku minta maaf ya.. emm aku tidak jadi ikut dengan mu. Orang tua ku melarang ku
untuk pergi ke hutan terlarang itu, mereka menyuruhku untuk memanen padi di
sawah. Maafkan aku ya”
Bindang : “wah..sayang
sekali, padahal aku senang sekali jika kau mau ikut dengan ku, tapi tak apalah
jika kau memang tidak bisa. Aku akan berangkat sendiri saja. Doakan aku semoga
bisa menemukan putri ya.. doakan juga semoga aku selamat”
Subandriyo :
“pasti..pasti..pasti aku akan selalu mendoakan mu teman. Baiklah sekarang
berangkatlah, jangan mengulur waktu. Lebih cepat lebih baik”
Bindang : “oke oke.. aku
berangkat sekarang.. aku pamit”
Subandryo : “iya
hati-hati, jaga dirimu baik-baik”
Bindang pun pergi ke Hutan Terlarang untuk mencari sang Putri.
Ia mencari-cari jejak sang putri beberapa hari yang lalu.
Disisi lain, Subandryo menyusun strategi. Ternyata
sahabat Bindang yang amat baik ini, bermuka dua. Menusuk dari belakang. Dia
berbohong bahwa ingin membantu orang tua nya memanen padi, padahal ia juga
ingin merebut sang putri. Ia tidak rela jika Putri Kumbang nantinya akan di
bawa pulang oleh kawannya itu. Cepat-cepat ia mengambil barang-barang untuk
bekal nya. Niatnya sudah bulat. Ia ingin menemukan Putri Kumbang lebih cepat
agar ia bisa menikahi Putri nan cantik rupawan itu.
Rupa-rupanya Subandryo sudah tau keberadaan putri
Kumbang, dia tau bahwa putri Kumbang di sembunyikan di rumah penyihir kembar
Suhita dan Sahita. Semalam ia juga telah menyiapkan jalan pintas untuk pergi
kesana. Naas nya Bindang juga melewati jalan pintas tersebut. Kaduanya beradu
secepat mungkin untuk sampai tujuan.
Tak disangka juga tak dinyana, si penyihir kembar
merebutkan sang putri. Hingga mereka nyaris mati karena juga beradu kehebatan.
Dan akhirnya mereka saling mengalah. Tercium sudah gelagat kedua pemuda tadi
oleh penyihir kembar Suhita dan Sahita yang ingin menyelamatkan sang putri. Si
nenek sihir ini juga tak mau mengalah, mereka mengetahui subandryo dan Bindang
sedang dalam perjalanan.
Kedua penyihir pun membagi tugas untuk mengatasi
subandryo dan Bindang. Suhita mengahadang Bindang, sedangkan Sahita menghadang
Subandryo yang sama-sama berada di perjalanan.
Suhita :
“hihihihihhiihihi…”
Bindang : (celingukan,
bahunya menegang) “siapa kau? Keluar kau? Tunjukkan batang hidungmu..”
Suhita : (jlukkkk, loncat
dari atas pohon) “hahahaha.. Bindang.. oh Bindang.. pemuda kampung.. sedang apa
kau disini? Apa kau tak tau bahwa ini hutan terlarang? Hahahahaha…..? apa kau
juga tak tau bahwa ini tempat yang menyeramkan untuk jiwa mu saat ini?
Heheheheh…”
Bindang : “dari mana kau
tau nama ku? Aku sedang melaksanakan tugas ku disini. Aku tau bahwa ini hutan
terlarang, aku tidak takut bahwa hutan ini menyeramkan. Aku tidak takut dengan
apapun. Karena ku adalah seorang laki-laki. Bukan kah begitu?”
Suhita : “hahahahah benar
juga kau, ya…ya…ya…oke. Aku tau kau ingin menyelamatkan Putri Kumbang, tapi apa
kau tidak takut dengan penguasa hutan ini? Apa kau tidak takut dengan penyihir
kembar di hutan ini? Hahahahah?”
Bindang : “hahahaha? Jadi
kau, yang menyembunyikan putri Kumbang, dan kau adalah penyihir kembar yang
mendiami hutan ini? Hahahaha aku benar-benar tak menyangka, jadi selama ini
kaulah yang ditakuti para penduduk sekitar? Hahahaha.. kau sama sekali tidak
menyeramkan nenek sihir? Mana kembaran mu? Hahahah… lucu sekali hahahaha”
(terpingkal-pingkal)
Suhita : “apa kau bilang,
kau berani menghina ku? Baik, kau menantang ku? Oke aku ladeni, sebelum kau
ambil putri yang bodoh itu, langkahi dulu mayatku…”
Kedua nya beradu pedang. Hal yang sama juga dirasakan
oleh subandryo yang jug dihadang oleh Sahita.
Sahita : “hey subandryo,”
Subandryo : (menghentikan
langkah) “ ha?? Siapa kau?”
Sahita : “kau benar-benar
menawan, perkenalkan namaku Sahita”
Subandryo : “aku tidak
tanya nama mu, siapa kau?”
Sahita : “lalu kau tanya
apa? Kau tanya siapa aku, setelah aku jawab aku adalah sahita, kamu malah tak
menanyakan siapa namaku? Dasar tolol. Baiklah sekarang aku yang bertanya.
Berani-beraninya kau masuk wilayah ku? Sedang apa kau disini? Apa kau cari
mati?”
Subandryo : “oh, jadi
kamu nenek sihir jahat itu? Oh ya.. mana kembaran mu? Hahahahaha… lucu sekali
wajahmu, sudah tua, keriput. Kasian sekali, pasti banyak laki-laki yang tidak
mau meminangmu. Iya kan?”
Sahita : “heyyy,, jangan
banyak cing cong, ayo kita tanding kekuatan. kau akan menyelamatkan putri
idaman mu itukan? Kalahkan dulu aku. Baru kau dapat putri bloon itu, jika kau
tak bisa kalahkan aku. Hahahahah putri Kumbang akan menjdi tumbal kecantikan ku
pada dewi Sancai”
Subandryo : “lancang
sekali kau… hhh baiklah, kuladeni maumu”
Subandryo dan Sahita pun beradu kekuatan. subandryo,
Bindang, suhita dan sahita memang sama-sama hebat. Kekuatan mereka bukan
sekedar kekuatan biasa. Hingga titik puncaknya mereka berempat sama-sama kewalahan.
Dan ketika mereka sama-sama lelah, suhita dan sahita
benar-benar kewalahan menghadapi musuh-musuhnya. Disaat kedua nenek sihir ini
lengah, Bindang dan subandryo sudah memasang tak tik yang amat hebat. Yah…
dalam keadaan ini lah Bindang mengalahkan Suhita dengan menusukkan pedang tepat
di bagian jantung. Sedangkan subandryo menusukkan pedang nya pula tepat di
bagian atas kepala. Kedua nenek sihir ini pun terkalahkan.
Tanpa pikir panjang lagi, kedua nya meneruskan perjalanan
untuk meyelamatkan sang putri yang masih berada di rumah penyihir kembar.
Meskipun melewati jalan pintas yang berbeda.
Setelah sampai di depan rumah kediaman penyihir kembar,
tepatnya di tempat putri sekarang berada. Bindang bertemu dengan seorang
laki-laki yang juga ingin menyelamatkan putri. Bindang sangat kaget, bahkan
tidak percaya bahwa laki-laki yang dilihatnya adalah subandryo.
Bindang : “subandryo??
Apa yang kamu lakukan disini? Bukankah seharusnya kau ada di rumah membantu
orang tuamu? Apa yang kamu lakukan?”
Subandryo : “bindang.?
Rupanya kau juga sudah datang. Hahah”
Bindang : “apa maksudmu?
Aku tidak mengerti. Jangan bilang kalau kau juga ingin mengambil putri Kumbang”
Subandryo : “jika iya
memang kenpa? Masalah?”
Bindang : “jadi kau
membohongiku selama ini? Aku benar-benar tidak menyangka, benar-benar kawan
macam apa kau? Bermuka dua? Menjilat ludah sendiri”
Subandryo : “kau pikir
sejahat itu aku, apa kau tak sadar selama ini akulah yang selalu melindungi mu?
Sudah lama aku menyukai putri Kumbang, dan inilah kesempatan ku untuk
mendapatkannya?”
Bindang : “
mendapatkannya? Dengan membohongi kawan mu sendiri? Hingga aku nyaris mati
berhadapan dengan penyihir gendeng tadi? Ha? Apa kau lupa dengan ucapan mu
kemarin ha??”
Subandryo : “tentu aku
tidak lupa, itu hanya tak tik ku agar kau tidak jadi berangkat ke hutan, tapi
ternyata aku salah, kau memang benar-benar ingin menolong putri. Aku
benar-benar kecewa dengan mu.”
Bindang : “apa? Kecewa?
Apa kau tidak sadar? Ayo sadarlah bandryo, sadarlah.. aku ini sahabatmu.. kita
adalah kawan..”
Subandryo : “kawan kau
bilang, sudahlah, aku tak mau menganggap mu kawan lagi.”
Bindang : “lalu apa
maumu? Ayo katakan.”
Subandryo : “aku mau kau
mati,,”
Bindang : “gila… kau
benar-benar gila.. kau sudah gila..”
Subandryo : (mengacungkan
pedang dan mengarahkannya pada Bindang) “rasakan ini Bindang pengecut”
Bindang
hanya menghindar, dan melawan untuk melindungi dirinya. Peperangan antar
sahabat pun terjadi. Tapi apa yang terjadi selanjutnya? Tanpa ada perlawanan
dari Bindang, subandryo tersungkur. Badannya sudah berlumuran darah. Pedang
yang di pakai untuk membunuh Bindang malah mengenai dirinya sendiri. Bindang
tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menyaksikan sahabat nya tak bernyawa
karena peristiwa perlawanan tadi.
Bindang
segera memasuki rumah untuk mencari sang putri. Melihat sang putri tertidur di
atas ranjang Bindang pun bingung. Apa yang harus ia lakukan untuk membangunkan
sang putri. Bindang berpikir keras untuk membangunkan sang putri namun tetap
gagal.
Hingga pada
akhirnya ia menemukan sebuah kertas berada di bawah ranjang yang bertuliskan
“AMBILLAH SEGELAS AIR LALU PERCIK KAN PADA MUKA NYA, MAKA IA AKAN TERBANGUN” .
Bindang : “benar juga apa
yang tertulis di kertas ini.”
Bindang pun mengambil segelas air lalu memercikkan nya
pada muka sang putri.
Bindang : “ayolahh putri
kumbang, bangun, ayo bangun…”
Keajaiban pun datang, putri Kumbang bangun. Dia amat
kaget melihat seorang pemuda tak di kenal membangun kannya.
Putri : “hhhh… dimana
ini? Siapa kau? Dan sudah berapa lama aku tidur?”
Bindang : “sudah jangan
banyak bertanya, ayo kita pulang. Rumah ini tidak aman?”
Putri : “tidak aman
bagaimana maksudmu? Aku ini seorang putri? Ohh,, aku tau sekarang. Apa kau
adalah pangeran yang dikirim Tuhan untuk membangunkan kau yang sudah ratusan
tahun tertidur kan?”
Bindang : “dasar putri
Ge-eR. Ya bukan lah. Sudahlah ayo kita pulang. Disini benar-benar tidak aman.
Sebaiknya kita cepat keluar dari rumah ini.”
Putri : “baiklahhhh…”
Sang putri hanya bisa menurut dan pasrah dengan Bindang
si penuda kampung itu. Sesampainya di kerajaan, Ratu Sanggalangit benar-benar
senang. Dan ia pun mewujudkan hadiah atas keberhasilan Bindang menemukan sang
Putri. Bukan Cuma itu, bindang juga mengalahkan sang penyihir kembar serta
sahabat liciknya. Akhirnya sang ratu menikahkan anak semata wayangnya Putri
Kumbang dengan Bindang. Merekapun hidup bahagia untuk selama-lamanya.
********************************TAMAT*****************************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar