Senin, 08 Desember 2014

"PUTRI KUMBANG"



“Putri Kumbang”
Pada zaman dahulu hiduplah seorang Ratu yang bernama Ratu Sanggalangit, ia seorang ratu yang memimpin kerajaan terbesar di daerah Kembang Jambu bernama kerajaan Sokai. Awalnya kerajaan ini di pimpin oleh seorang Raja yang sangat bijaksana, tapi karena ia meninggal dunia kerajaan ini di serahkan kepada sang istri, sebab ia hanya memiliki satu anak perempuan.
Satu-satu nya anak dari pasangan Raja dan Ratu ini memiliki sifat yang tidak baik. Ia sering berfoya-foya bahkan ia tak peduli bahwa ia adalah anak seorang putri kerajaan. Ia bernama putri Kumbang.
Putri Kumbang amat cantik nan menawan, sayang sifat nya masih kekanan-kanakan. Maka tak ada satupun pria yang mau meminangnya.
Suatu hari sang Ratu sedang melamun, tiba-tiba sang putri muncul dari balik pintu.
Putri     : “ibu.. apa yang sedang engkau lakukan? Bukan kah ini waktu ibu untuk menuju singgasana ? Mengapa engkau melamun? Apa yang sedang engkau fikirkan?”
Ratu     : (sambil tersenyum) “aku teringat dengan ayah mu”
Putri     : “ibu..apakah engkau sedang bersedih? Ayah sudah tiada? Mengapa engkau mengingat-ingat nya lagi? Yang lalu biarlah berlalu”
Ratu     : “bukan begitu, anak ku? Engkau tidak mengerti apa yang ibu rasakan”
Putri     : “sudahlah ibu, jangan terlalu sedih. Jangan membuang buang waktu untuk melamunkan hal yang tidak perlu”
Ratu     : “hal yang tidak perlu? Apa maksud mu?”
Putri     : “akhir-akhir ini kulihat ibu melamun terus-terusan, bukankah itu membuang-buang waktu?”
Ratu     : “wahai anak ku, aku tidak membuang-buang waktu. Aku hanya sedang berfikir. Jika aku mati nanti akan ku serahkan pada siapa kerajaan ini nantinya.”
Putri     : “jangan berkata seperti itu wahai ibu. Mengapa engkau memikirkan hal itu? Lebih baik sekarang ibu ikut dengan ku.”
Ratu     : “ikut kemana? Mengapa engkau selalu bermain-main di luar sana? Engkau sudah dewasa anakku. Sudah saat nya kau belajar mewarisi segala sifat ibu dan ayah mu untuk memimpin kerajaan ini nanti nya. Ini demi masa depanmu.”
Putri     : (Sang putri hanya tersenyum)“itu masih lama ibu, sekarang ayo ikut aku jalan-jalan. Kita menghabiskan waktu untuk senang-senang. Jangan terlalu difikirkan, itu masalah yang amat rumit. Aku sangat tidak menyukai masalah itu.”
Ratu     : “wahai anakku, mengapa engkau selalu mengalihkan pembicaraan ibu mu ini, apakah engkau hanya bisa memikirkan kesenangan mu saja, apakah engkau tidak memikirkan masa depan mu, apakah engkau tidak pernah berfikir sejauh itu?”
            Sang Ratu mulai sedikit emosi dengan kelakuan anak semata wayang nya.
Putri     : “sudahlah ibu, aku pusing dengan semua ini. Aku ingin bebas. Jika kau tak mau bersenang-senang dengan ku, ya sudah. Aku pergi saja sendiri. Hidup cuma satu kali, mengapa dibikin susah. Sekarang aku pamit, aku tak ingin bertengkar lagi dengan mu, aku juga tak ingin engkau melarang ku bersenang-senang di luar sana. Oke J
Ratu     : “wahai anak ku, mengapa engkau tak mau menuruti kata-kata ibumu ini? Apakah engkau sudah tak mau mengakui ku sebagai ibumu, kau adalah anakku, seharus nya kau menuruti kata-kata ku.”
Putri     : “bukan aku tak mau menuruti kata-kata mu ibu, aku hanya ingin pergi sebentar, mencari kesenangan. Sudahlah aku pamit, aku ingin pergi ke hutan. Mencari kesejukan disana.”
Ratu     : (sedikit bingung, dan terkejut)”hutan…???? Hutan mana?”
Putri     : “hutan di seberang danau”(dengan malas menjawab)
Ratu     : (terperangah) apa…? Kau akan pergi kesana?itu hutan terlarang! Apa yang kamu lakukan disana? Disana berbahaya? Apa kamu sering pergi kesana? Dengan siapa? Aku tak mengijinkan mu pergi kesana.”
Putri     : “kenapa ibu selalu melarang ku?? Aku hanya ingin mencari kesejukan, salah?? Apa itu salah? Sudahlah bu, aku tak percaya kata-kata ibu”
Ratu : “aku tak ingin engkau kenapa-kenapa wahai anakku, jangan kau menganggap remeh omongan ibumu ini, disana berbahaya, jika kau tetap pergi kesana, kau akan celaka nantinya”
Putri : “aku capek ngomong sama ibu, ini dilarang itu dilarang. Pokok nya kau mau pergi, sampai jumpa”
            Dengan keras hati sang putri ngotot untuk pergi ke hutan terlarang. Padahal hutan tersebut sangat berbahaya, mitos nya hutan tersebut di huni oleh  penyihir yang amat jahat. Tak jarang orang yang masuk dalam hutan tersebut tidak dapat kembali, bahkan hilang dan lenyap.
            Sang putri tetap nekat, meskipun di larang oleh sang ibu. Sesampainya di pinggir hutan, ia melihat seekor kucing yang amat mungil, ia mengejarnya.
Putri : “hah…kucing??? Manis sekali?? Ihhhh… loh kok hilang,” (berbicara sendiri sambil mencari-cari kucing)
            Sang putri terus mengejar kucing yang amat manis nan lucu tadi, hingga tak terasa ia masuk ke dalam hutan yang amat lebat dan berbahaya. Semakin dalam dan semakin dalam hingga ia tersesat. Suasana kian mencekam. Surara-suara aneh mulai berbunyi. “krusak..krusuk..krusak…krusuk…” dan tiba-tiba…
Darrrrrr
Putri : “siapa kau??”
Seorang nenek datang secara tiba-tiba.
Nenek 1 : “uhuk..uhuk… sedang apa putri cantik sendirian di hutan yang seram ini?”
Putri : “aku mencari kucing manis yang berlarian di daerah sini? Siapa kau?”
Nenek 1 : “ohh kucing manis itu?? Yang berwarna coklat kemerahan itu kan? Itu milikku putri cantik”
Putri : “ha?? Milikkmu? J perkenalkan aku putri Kumbang dari kerajaan Sokai? Wahai nenek, siapa kau gerangan? Aku menyukai kucing mu, bolehkah aku meminta nya??”
Nenek 1 : “namaku Suhita, anggap saja aku nenek mu nak, aku tinggal di hutan ini. Jika kau meminta nya, baikklah akan ku berikan, asalkan kau mau menolongku..”
Putri : (tersenyum)”emm…baiklah nek dengan senang hati, apa yang bisa aku bantu?”
Nenek 1 : “maukah kau menolongku untuk menemaniku  semalam saja menginap di rumah ku?”
Putri : “menginap??” (berpikir sejenak) “sebenarnya aku mau saja tapi aku takut dimarahi ibuku.”
Nenek 1 :”ayolah nak ,semalam saja.Besok pagi-pagi sekali nenk antarkan engkau pulang,pasti engkau tidak tahu kan jalan pulang??”
Putri : “berpikir sejenak)”emm ,iya juga ya.Baiklah,aku akan ikut denganmu nek.”
            Tanpa pikir panjang putri segera ikut dengan nenek yang entah berasal dari mana. Rupanya putri tidak tau bahaya yang akan mengancamnya.
            Sesampainya dirumah sang nenek, putri terkejut. Ternyata apa yang dipikirkan nya salah, awalnya putri mengira bahwa nenek tua ini miskin, rumah nya dari kayu dan tampak reyot. Namun apa yang dilihatnya kini bertolak belakang dengan apa yang difikirkannya. Rumah sang nenek tampak megah, tapi sayang berada di tengah hutan belantara yang lebat. Meskipun sedikit menyeramkan, akhirnya sang putri memasuki rumah tersebut.
Putri : “ini benar-benar rumah nenek?”
Nenek 1 : “ada apa nak? Apa kau tidak percaya dengan rumah nenek.
Putri : “emm ,i i iya percaya nek.
            Tiba-tiba datanglah seorang nenek-nenek yang menghampiri mereka berdua.
Nenek 2 :”wah ,siapa nona yang cantik ini yang berkenan datang ke gubuk tua milik kita??”.
Nenek 1 : “ini tamuku.jadi lebih baik engkau kedapur saja dan siapkan makanan untuk menjamu tamuku.”
Nenek 2 :” Tamumu juga tamuku,jadi aku juga boleh menemaninya.Bukankah ini rumah kita berdua??jadi aku juga berhak.”
Putri :”(bingung)sudah ,sudah nek.Jangan bertengkar,aku senang bila ada 2 nenek yang menemaniku.”
Nenek 2 :”iya nona cantik.Lihat nona ini saja tidak keberatan,kenapa engkau malah keberatan??
Nenek 1 :”Baiklah,kalau bukan karena permintaan tuan putri ini,aku tidak akan sudimembiarkanmu tetap berada disini.”
Nenek 2 :”ayo nak ,aku antarkan engkau ke kamarmu untuk beristirahat.”
Putri :”iya terimakasih banyak nek.”
            Akhirnya Nenek 2 mengantarkan sang putri ke kamarnya dan meninggalkan nenek 1 sendirian.Setelah mengantarkan sang putri kekamarnya,kedua nenek tersebut berdiskusi tentang sesuatu
Nenek 1 :”Dia milikku.Aku yang membawanya kemari jadi kau tak berhak memilikinya.”
Nenek 2 :”hahahahahah..kau fikir aku akan diam saja,dan membiarkan engkau memilikinya.Tak semudah itu,aku juga ingin memilikinya.Jadi langkahi dulu manyatku sebelum engkau memilikinya.’
Nenek 1 :”Baiklah.Bila itu maumu.lo jual gua beli.”
            Keesokan paginya…
Putri :”nek ,ini sudah pagi.antarkan aku pulang.kemarin engkau bilang akan mengantarkanku pulang.”
Nenek 1 :”iya nak,tapi duduklah dulu.kita makan dulu ,setelah makan baru nanti nenek antarkan kamu pulang,nenek janji.”
Nenek 2 :”iya,nenk juga setuju.lebih baik engkau makan dulu biar nanti kondisi bandanmu tidak lemah,nenk tidak mau sampai engkau sakit.”
Putri : “Baiklah nek.(duduk)
            Akhirnya mereka bertiga pun makan.Namun setelah makan ,sang putri merasakan sesuatu yang aneh.
Putri :”(memegangi kepala)aduh kepalaku,kepalaku pusing.”
Nenek 1 :”kenapa nak???kepalamu pusing ,tidurlah nak ,mungkin engkau masih kecapean .”
Putri :”bukan..tidak.. rasanya aneh, seperti ada sesuatu, aku pusing ingin tidur”
Sang putri mulai meracau yang tidak-tidak. Dan dalam hitungan detik, ia mulai tidur terkulai lemas.
Ternyata kedua nenek yang bernama Suhita dan Sahita yang memang kembar itu telah memasukkan racun kedalam makanan sang putri. Mereka berdua merencanakan itu sejak lama.
Usut punya usut, Suhita dan Sahita adalah penyihir kembar yang sakti, mereka memiliki sifat yang sangat jahat dan amat keji. Mereka sudah lama sekali mengincar putri Kumbang, dan sekaranglah hal itu terwujud.
Putri kumbang dijadikan tumbal kepada dewi Sancai, dewi kecantikan. Agar suhita dan Sahita kembali muda. Putri Kumbang menjadi korban keegoisan kedua nenek sihir yang jahat ini.
Sementara ratu Sanggalangit mulai gelisah. Merasa tidak enak, sebagai seorang ibu pastilah punya ikatan batin antara anak dan ibu. Semakin lama perasaan ratu semakin nampak jelas, anaknya sedang dalam bahaya. Hingga malam larut anaknya tak kunjung pulang. Para penghuni kerajaan mulai heboh.
Ratu mulai mengutus para pengawal untuk mencari di tepi hutan. Tapi, juga melarang mereka untuk masuk terlalu dalam. Hingga keesokan paginya sang rtu dikejutkan dengan kabar bahwa ada seseorang yang melihat putri Kumbang sedang berada di tepi hutan terlarang. Ada juga yang mengatakan bahwa putri kumbang memasuki hutan itu. Bahkan yang lebih mengejutkan putri Kumbang tersesat dihutan, lalu dihadang oleh nenek sihir kembar yang ingin menjadikan ia sebagai tumbal kecantikan awet muda.
Sang ratu hanya bisa menangis, meratapi nasib anaknya yang hingga kini belum pulang.hingga akhirnya ratu memutuskan untuk membuat sayembara, untuk pencarian putri semata wayangnya. Hadiah nya juga tidak tanggung-tanggung. Apabila yang menemukan adalah seorang pemuda laki-laki maka akan dijadikan suami putri Kumbang. Apa bila perempuan maka akan tinggal di kerajaan dan segala hidupnya akan ditanggung.
Dua pemuda kampung yang kehebatannya tidak bisa diremehken mndengar kabar itu. Bernama Bindang dan Subandriyo.
subandriyo : “heh.. apa kamu mendengar hebohnya kerajaan karena hilangnya putri Kumbang?”
bindang: “aku belum mendengarnya sama sekali. Memangnya hilang dimana?”
subandriyo: “kabar yang aku dengar, katanya ia hilang dihutan terlarang.”
bindang: “apa??hutan terlarang? Bukankah itu hutan yang menyeramkan yang dihuni nenek sihir kembar yang hebat?”
subandriyo : “yang lebih parah, tidak ada satupun yang mau menolong si putri kumbang”
bandang : “masa sih??? Hmmm apa mereka takut? Wah cemen sekali mereka”
subandriyo : “jangan remehkan mereka, mereka kuat sekali. Tapi ratu sanggalangit mengadakan sayembara untuk mencari putri kumbang?”
bandang : “wah kesempatan ini jangan dilewatkan, ayo kita ikut”
subandriyo : “kau mau ikut? Apa kau tidak takut? Jika kita dikutuk bagaimana?”
bandang : “hahahahaha.. kita itu laki-laki.. masa dengan dua nenek tua kita kalah? Ayo dong..”
subandriyo : “emmm ya sudah lah.. aku nurut saja dengan mu. Tapi aku tidak ikut-ikut, aku hanya membantu mu saja.”
Bindang : “sungguh? Emm kamu tidak main-mainkan? Memang apa hadiah yang akan kita dapat jika kita menemukan putri kumbang nanti?”
Subandriyo : “hadiahnya, apabila laki-laki akan dijadikan suami sang putri.”
Bindang : “wahh kesempatan emas ini jangan kita lewatkan. Tapi mengapa kau hanya membantuku, mengapa kau tak ikut saja sayembara. Dan kita akan bersaing.”
Subandriyo : “tidak. Aku tidak ingin merebutkan wanita dengan sahabatku. Kita bisa hancur nanti”
            Akhirnya kedua pemuda ini sepakat untuk mencari sang putri. Tapi sepertinya ada niat terselubung yang tidak baik. Kedua pemuda ini bersiap-siap untuk mencari sang putri keesokan harinya. Sebelumnya subandriyo dan bindang meminta izin kepada sang ratu untuk mencari sang putri. Dengan senang hati sang Ratu sangat menyetujui hal ini.
            Keesokan harinya Bindang bersiap-siap berangkat mencari sang putri. Segala persiapan sudah ia lakukan dengan matang seperti bekal, dan tenaga yang cukup kuat. Ia pun menemui sahabat nya Subandriyo. Tapi anehnya Subandriyo belum bersiap-siap sama sekali.
Bindang : “Hei.. bandry.. mengapa engkau belum siap? Kita harus segera berangkat”
Subandryo : “sebelumnya aku minta maaf ya.. emm aku tidak jadi ikut dengan mu. Orang tua ku melarang ku untuk pergi ke hutan terlarang itu, mereka menyuruhku untuk memanen padi di sawah. Maafkan aku ya”
Bindang : “wah..sayang sekali, padahal aku senang sekali jika kau mau ikut dengan ku, tapi tak apalah jika kau memang tidak bisa. Aku akan berangkat sendiri saja. Doakan aku semoga bisa menemukan putri ya.. doakan juga semoga aku selamat”
Subandriyo : “pasti..pasti..pasti aku akan selalu mendoakan mu teman. Baiklah sekarang berangkatlah, jangan mengulur waktu. Lebih cepat lebih baik”
Bindang : “oke oke.. aku berangkat sekarang.. aku pamit”
Subandryo : “iya hati-hati, jaga dirimu baik-baik”
            Bindang pun pergi ke Hutan Terlarang untuk mencari sang Putri. Ia mencari-cari jejak sang putri beberapa hari yang lalu.
            Disisi lain, Subandryo menyusun strategi. Ternyata sahabat Bindang yang amat baik ini, bermuka dua. Menusuk dari belakang. Dia berbohong bahwa ingin membantu orang tua nya memanen padi, padahal ia juga ingin merebut sang putri. Ia tidak rela jika Putri Kumbang nantinya akan di bawa pulang oleh kawannya itu. Cepat-cepat ia mengambil barang-barang untuk bekal nya. Niatnya sudah bulat. Ia ingin menemukan Putri Kumbang lebih cepat agar ia bisa menikahi Putri nan cantik rupawan itu.
            Rupa-rupanya Subandryo sudah tau keberadaan putri Kumbang, dia tau bahwa putri Kumbang di sembunyikan di rumah penyihir kembar Suhita dan Sahita. Semalam ia juga telah menyiapkan jalan pintas untuk pergi kesana. Naas nya Bindang juga melewati jalan pintas tersebut. Kaduanya beradu secepat mungkin untuk sampai tujuan.
            Tak disangka juga tak dinyana, si penyihir kembar merebutkan sang putri. Hingga mereka nyaris mati karena juga beradu kehebatan. Dan akhirnya mereka saling mengalah. Tercium sudah gelagat kedua pemuda tadi oleh penyihir kembar Suhita dan Sahita yang ingin menyelamatkan sang putri. Si nenek sihir ini juga tak mau mengalah, mereka mengetahui subandryo dan Bindang sedang dalam perjalanan.
            Kedua penyihir pun membagi tugas untuk mengatasi subandryo dan Bindang. Suhita mengahadang Bindang, sedangkan Sahita menghadang Subandryo yang sama-sama berada di perjalanan.
Suhita : “hihihihihhiihihi…”
Bindang : (celingukan, bahunya menegang) “siapa kau? Keluar kau? Tunjukkan batang hidungmu..”
Suhita : (jlukkkk, loncat dari atas pohon) “hahahaha.. Bindang.. oh Bindang.. pemuda kampung.. sedang apa kau disini? Apa kau tak tau bahwa ini hutan terlarang? Hahahahaha…..? apa kau juga tak tau bahwa ini tempat yang menyeramkan untuk jiwa mu saat ini? Heheheheh…”
Bindang : “dari mana kau tau nama ku? Aku sedang melaksanakan tugas ku disini. Aku tau bahwa ini hutan terlarang, aku tidak takut bahwa hutan ini menyeramkan. Aku tidak takut dengan apapun. Karena ku adalah seorang laki-laki. Bukan kah begitu?”
Suhita : “hahahahah benar juga kau, ya…ya…ya…oke. Aku tau kau ingin menyelamatkan Putri Kumbang, tapi apa kau tidak takut dengan penguasa hutan ini? Apa kau tidak takut dengan penyihir kembar di hutan ini? Hahahahah?”
Bindang : “hahahaha? Jadi kau, yang menyembunyikan putri Kumbang, dan kau adalah penyihir kembar yang mendiami hutan ini? Hahahaha aku benar-benar tak menyangka, jadi selama ini kaulah yang ditakuti para penduduk sekitar? Hahahaha.. kau sama sekali tidak menyeramkan nenek sihir? Mana kembaran mu? Hahahah… lucu sekali hahahaha” (terpingkal-pingkal)
Suhita : “apa kau bilang, kau berani menghina ku? Baik, kau menantang ku? Oke aku ladeni, sebelum kau ambil putri yang bodoh itu, langkahi dulu mayatku…”
            Kedua nya beradu pedang. Hal yang sama juga dirasakan oleh subandryo yang jug dihadang oleh Sahita.
Sahita : “hey subandryo,”
Subandryo : (menghentikan langkah) “ ha?? Siapa kau?”
Sahita : “kau benar-benar menawan, perkenalkan namaku Sahita”
Subandryo : “aku tidak tanya nama mu, siapa kau?”
Sahita : “lalu kau tanya apa? Kau tanya siapa aku, setelah aku jawab aku adalah sahita, kamu malah tak menanyakan siapa namaku? Dasar tolol. Baiklah sekarang aku yang bertanya. Berani-beraninya kau masuk wilayah ku? Sedang apa kau disini? Apa kau cari mati?”
Subandryo : “oh, jadi kamu nenek sihir jahat itu? Oh ya.. mana kembaran mu? Hahahahaha… lucu sekali wajahmu, sudah tua, keriput. Kasian sekali, pasti banyak laki-laki yang tidak mau meminangmu. Iya kan?”
Sahita : “heyyy,, jangan banyak cing cong, ayo kita tanding kekuatan. kau akan menyelamatkan putri idaman mu itukan? Kalahkan dulu aku. Baru kau dapat putri bloon itu, jika kau tak bisa kalahkan aku. Hahahahah putri Kumbang akan menjdi tumbal kecantikan ku pada dewi Sancai”
Subandryo : “lancang sekali kau… hhh baiklah, kuladeni maumu”
            Subandryo dan Sahita pun beradu kekuatan. subandryo, Bindang, suhita dan sahita memang sama-sama hebat. Kekuatan mereka bukan sekedar kekuatan biasa. Hingga titik puncaknya mereka berempat sama-sama kewalahan.
            Dan ketika mereka sama-sama lelah, suhita dan sahita benar-benar kewalahan menghadapi musuh-musuhnya. Disaat kedua nenek sihir ini lengah, Bindang dan subandryo sudah memasang tak tik yang amat hebat. Yah… dalam keadaan ini lah Bindang mengalahkan Suhita dengan menusukkan pedang tepat di bagian jantung. Sedangkan subandryo menusukkan pedang nya pula tepat di bagian atas kepala. Kedua nenek sihir ini pun terkalahkan.
            Tanpa pikir panjang lagi, kedua nya meneruskan perjalanan untuk meyelamatkan sang putri yang masih berada di rumah penyihir kembar. Meskipun melewati jalan pintas yang berbeda.
            Setelah sampai di depan rumah kediaman penyihir kembar, tepatnya di tempat putri sekarang berada. Bindang bertemu dengan seorang laki-laki yang juga ingin menyelamatkan putri. Bindang sangat kaget, bahkan tidak percaya bahwa laki-laki yang dilihatnya adalah subandryo.
Bindang : “subandryo?? Apa yang kamu lakukan disini? Bukankah seharusnya kau ada di rumah membantu orang tuamu? Apa yang kamu lakukan?”
Subandryo : “bindang.? Rupanya kau juga sudah datang. Hahah”
Bindang : “apa maksudmu? Aku tidak mengerti. Jangan bilang kalau kau juga ingin mengambil putri Kumbang”
Subandryo : “jika iya memang kenpa? Masalah?”
Bindang : “jadi kau membohongiku selama ini? Aku benar-benar tidak menyangka, benar-benar kawan macam apa kau? Bermuka dua? Menjilat ludah sendiri”
Subandryo : “kau pikir sejahat itu aku, apa kau tak sadar selama ini akulah yang selalu melindungi mu? Sudah lama aku menyukai putri Kumbang, dan inilah kesempatan ku untuk mendapatkannya?”
Bindang : “ mendapatkannya? Dengan membohongi kawan mu sendiri? Hingga aku nyaris mati berhadapan dengan penyihir gendeng tadi? Ha? Apa kau lupa dengan ucapan mu kemarin ha??”
Subandryo : “tentu aku tidak lupa, itu hanya tak tik ku agar kau tidak jadi berangkat ke hutan, tapi ternyata aku salah, kau memang benar-benar ingin menolong putri. Aku benar-benar kecewa dengan mu.”
Bindang : “apa? Kecewa? Apa kau tidak sadar? Ayo sadarlah bandryo, sadarlah.. aku ini sahabatmu.. kita adalah kawan..”
Subandryo : “kawan kau bilang, sudahlah, aku tak mau menganggap mu kawan lagi.”
Bindang : “lalu apa maumu? Ayo katakan.”
Subandryo : “aku mau kau mati,,”
Bindang : “gila… kau benar-benar gila.. kau sudah gila..”
Subandryo : (mengacungkan pedang dan mengarahkannya pada Bindang) “rasakan ini Bindang pengecut”
Bindang hanya menghindar, dan melawan untuk melindungi dirinya. Peperangan antar sahabat pun terjadi. Tapi apa yang terjadi selanjutnya? Tanpa ada perlawanan dari Bindang, subandryo tersungkur. Badannya sudah berlumuran darah. Pedang yang di pakai untuk membunuh Bindang malah mengenai dirinya sendiri. Bindang tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menyaksikan sahabat nya tak bernyawa karena peristiwa perlawanan tadi.
Bindang segera memasuki rumah untuk mencari sang putri. Melihat sang putri tertidur di atas ranjang Bindang pun bingung. Apa yang harus ia lakukan untuk membangunkan sang putri. Bindang berpikir keras untuk membangunkan sang putri namun tetap gagal.
Hingga pada akhirnya ia menemukan sebuah kertas berada di bawah ranjang yang bertuliskan “AMBILLAH SEGELAS AIR LALU PERCIK KAN PADA MUKA NYA, MAKA IA AKAN TERBANGUN” .
Bindang : “benar juga apa yang tertulis di kertas ini.”
            Bindang pun mengambil segelas air lalu memercikkan nya pada muka sang putri.
Bindang : “ayolahh putri kumbang, bangun, ayo bangun…”
            Keajaiban pun datang, putri Kumbang bangun. Dia amat kaget melihat seorang pemuda tak di kenal membangun kannya.
Putri : “hhhh… dimana ini? Siapa kau? Dan sudah berapa lama aku tidur?”
Bindang : “sudah jangan banyak bertanya, ayo kita pulang. Rumah ini tidak aman?”
Putri : “tidak aman bagaimana maksudmu? Aku ini seorang putri? Ohh,, aku tau sekarang. Apa kau adalah pangeran yang dikirim Tuhan untuk membangunkan kau yang sudah ratusan tahun tertidur kan?”
Bindang : “dasar putri Ge-eR. Ya bukan lah. Sudahlah ayo kita pulang. Disini benar-benar tidak aman. Sebaiknya kita cepat keluar dari rumah ini.”
Putri : “baiklahhhh…”
            Sang putri hanya bisa menurut dan pasrah dengan Bindang si penuda kampung itu. Sesampainya di kerajaan, Ratu Sanggalangit benar-benar senang. Dan ia pun mewujudkan hadiah atas keberhasilan Bindang menemukan sang Putri. Bukan Cuma itu, bindang juga mengalahkan sang penyihir kembar serta sahabat liciknya. Akhirnya sang ratu menikahkan anak semata wayangnya Putri Kumbang dengan Bindang. Merekapun hidup bahagia untuk selama-lamanya.

********************************TAMAT*****************************


Tidak ada komentar:

Posting Komentar